
Hidup memang begitu sarat dengan persoalan yang membuat hati menjerit-jerit. Apalagi yang namanya cinta. Susah untuk dimengerti. Kita bisa mencintai orang yang mecintai kita, bisa mencintai orang yang tidak mencintai, kita bisa bilang mencintai si A dan mencintai B, ingin bersama si A tapi tak mau melepaskan si B. Ingin dicintai semua orang yang disayangi tanpa menghiraukan untuk menjadi egois.
Aku kenal satu pasangan yang berpacaran dan saling mencintai selama bertahun tahun. Seberapa besar cinta mereka aku tak tau, tapi ku pikir cinta mereka cukup besar. Mereka terpisahkan oleh perbedaan prinsip. Berupaya untuk mempertahankan cinta namun tak bisa karena prinsip yang sangat mendasar. Akhirnya mereka memutuskan untuk putus. Namun cinta mereka masih ada. Mereka menjalani hubungan pertemanan namun tak bisa keluar dari kebiasaan bersama dan saling memperhatikan seperti sebelumya.
Beberapa tahun kemudian si pria kenal dengan seorang gadis, semakin dekat, lebih dekat dan tertarik. Gadis itu berada kota yang berbeda dengan si Pria. Entah karena ketertarikan, ataukah karena pelarian si Pria datang meyakinkan si Gadis bahwa dia menyukai dan menyayanginya. Si Gadis yang telah jatuh cinta menerima pernyataan Pria itu dengan bahagia. Dengan dengan tulus si Gadis mempercayai Pria yang telah menjadi pacarnya itu.
Si Pria pun kembali ke kotanya, kembali beraktifitas seperti biasa, dengan kebiasaan yang sama ditambah kegiatan telpon-menelpon setiap hari dengan si Gadis mengiasi hari-harinya. Namun kebiasaan sebelumnya masih sulit untuk dihilangkan. Kebiasaan untuk mencintai mantan pacarnya dan aktivitas berasama seperti yang biasanya.
Si Pria pun menjelaskan kepada Si Gadis tentang mantannya itu. Juga perasaannya yang masih menyimpan sayang kepada mantannya tapi tetap ingin bersama si Gadis. Serasa teriris, namun si Gadis pun menerima. Si Gadispun berharap dia akan menjadi satu-satunya yang dicintai. Si Gadis dan Si Mantan telah mengetahui keadaan yang sebenarnya. Namun tak ada yang berubah. Hari-hari tetap berjalan sama. Si Gadis dengan harapannya mencoba bertahan, Si Pria terus mencintai, dan si Mantan terus menikmati cinta. Tak ada yang berubah, rasa sayang yang terhubung antara mereka bertiga.
Mengetahui bahwa tak ada yang berubah si Gadis sangat sedih, namun cintanya terus memaksa untuk mempertahankan sang Pria. Bagi si Gadis kekecewaan tak meluruhkan cintanya. Dan terus berharap sang Pria bisa mencintainya dengan utuh
selayaknya yang diungkapkan sang Pria.
Tapi di antara mereka tetap tak ada yang berubah, mereka tetap melakukan kegiatan bersama, dan itu diketahui si Gadis. Bisa kau bayangkan perasaannya? Sakit! Seolah dia kehilangan pegangan. Di satu sisi dia begitu ingin dicintai dan di sisi lain dia mengetahui bahwa orang yang dia cintai mencintai dirinya dan orang lain. Dia tak berdaya, tak tau siapa yang harus disalahkan. Si pria yang mencintai dua wanita, si mantan yang terus berdekatan sang pria walau telah mengetahui keberadaan si Gadis, atau dirinya sendiri yang telah dibutakan oleh cinta.
Hancur, mungkin kata yang tepat untuk mengungkapkannya. Ketika serpihan-serpihan itu datang untuk menyayat hatinya. Ingin sekali untuk keluar dari situasi itu, namun cinta begitu kuat dan dia terlalu takut untuk kehilangan cintanya.
Dia menjerit dalam hati, tak ingin memperlihatkan betapa rapuhnya dia. Sembari terus bertanya, apa yang harus dilakukan untuk bisa bahagia. Situasi ini tak enak. Begitu terpuruk seakan hidup di ruang hampa.
Sungguh, mencintai dengan keraguan itu menyakitkan. Sakit itu kronis, mrnggerogoti, mengikat tak peduli sekuat apa dia menjerit. Sakit itu sungguh kejam. Perlahan mengikis keyakinan akan cinta. Begitu ingin terlepas dari kesakitan ini, entah dengan melepaskan yang menghalangi cinta, ataukah melepaskan cinta itu sendiri.
Sebenarnya tak ada yang dapat menyembuhkan luka sebaik cinta yang tulus. Haruskah dia terus menunggu begitu lama agar cinta tulus itu datang membalut hatinya? Tak adakah yang mampu dilakukannya untuk merubah keadaan? Selain menggores dalam lembar ajaib sambil berharap kesedihan bisa terserap dan raib di dalamnya. Berserah atau menyerah?
Tak seorangpun ingin diduakan.
Tak ada perasaan yang lebih baik selain perasaan dicintai dengan SEPENUH HATI
Namun bila itu tak kunjung datang dari orang yang dikasihi
semoga dia kuat mencabut panah cupid itu dari hatinya, mengobati sakitnya
dan siap untuk panah yang lain yang layak untuk tertancap.
Selamat Mencintai Dengan Sepenuh Hati
0 komentar:
Posting Komentar